GUBUK STUNTING adalah sebuah inovasi yang dibuat untuk mengatasi permasalahan gizi pada balita dengan mengoptimalkan pelaksanaan meja 4 posyandu dan memberdayakan kader posyandu yang ada. GUBUK STUNTING dibentuk pertama kali pada bulan Oktober tahun 2019 di Desa Tapen. Desa Tapen memiliki jumlah total balita 153 balita . Desa Tapen memiliki 2 Posyandu yang telah rutin dilaksanakan setiap bulannya. Jalannya Posyandu ini dibantu oleh 10 orang kader Posyandu. Kader Posyandu tersebut sudah dibekali pengetahuan maupun dan keterampilan dengan mengikuti beberapa jenis pelatihan yang dilaksanakan oleh Puskesmas di antaranya Pemantauan Pertumbuhan, ASI Eksklusif dan Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak. Ketrampilan kader juga diuji melalui Lomba Cipta menu MP ASI yang diadakan oleh Puskesmas.
Perilaku dalam pemberian MP ASI sangat berpengaruh pada status gizi balita. MP-ASI yang diberikan sejak bayi berumur 6 bulan bertujuan memenuhi kebutuhan gizi bayi dan anak selain ASI dengan mengutamakan bahan local dengan harapan keluarga dapat menyiapkan MP ASI yang sehat dan bergizi seimbang di rumah tangga sekaligus sebagai media penyuluhan.
Melalui GUBUK STUNTING ini, meja 4 dikemas dengan lebih baik sehingga dapat berfungsi sebagaimana fungsinya yaitu sebagai wadah pembelajaran dan pusat informasi kesehatan di posyandu serta konseling bagi balita yang mengalami permasalahan pertumbuhan. Penyuluhan dilakukan oleh kader secara langsung dengan media penyuluhan yang ada.
Tahapan pelaksanaan GUBUK STUNTING diawali dengan pendataan sasaran yang ada di Posyandu sesuai kelompok usia yaitu 0-6 bulan, 6-9 bulan, 9-12 bulan dan 12-59 bulan. Dengan mengetahui jumlah sasaran ini maka dapat ditentukan berapa jumlah porsi yang harus dibuat untuk tiap kelompok umur. Untuk kelompok umur 0-6 bulan, bentuk dan jumlah makanan disamakan dengan kelompok usia di atas 1 tahun karena akan dikonsumsi oleh ibu / pegasuhnya. Penyediaan MP ASI untuk kelompok umur 6-9 bulan dan 9-12 bulan, jumlah porsi sudah disesuaikan berdasarkan kebutuhan balita baik tekstur, jumlah maupun variasi yang disediakan dalam mangkok kecil. Sedangkan untuk kelompok usia di atas 12 bulan tidak disajikan dalam bentuk cup, tetapi ibu / pengasuh membawa tempat makan sendiri.
Balita yang datang posyandu setelah ditimbang dan dicatat hasil penimbangannya akan menuju meja 4. Berbeda dengan posyandu sebelumnya, meja 4 pada GUBUK STUNTING terkesan lebih menarik dikarenakan tersedia PMT-Penyuluhan berdasarkan prinsip gizi seimbang. Selain itu kemasan yang menarik ini semakin hidup dengan kader yang melakukan konseling tumbuh kembang balita. Di meja inilah salah satu tonggak awal pencegahan stunting dilakukan. Hal ini dikarenakan, kader akan memberi informasi terkait apa yang harus dilakukan ibu atau pengasuh balita terkait masalah yang dihadapi balita saat ini, seperti berat badan turun. Balita yang muncul tanda gangguan akan turun berat badan sesegera mungkin dicegah dengan adanya konseling yang hidup di meja Ketersediaan fasilitas meja yang baik juga sangat mendukung berjalannya meja 4. Bersamaan dengan konseling tumbuh kembang, kader PMT Penyuluhan. PMT Penyuluhan ini juga diharapkan sebagai media edukasi pemberian makan anak yang baik dan benar kepada ibu balita atau pengasuh.