Tuberkulosis (TBC) masih menjadi salah satu tantangan kesehatan utama di Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, Indonesia menempati peringkat kedua dengan beban TBC tertinggi di dunia setelah India. WHO Global TB Report Tahun 2020 Negara Republik Indonesia beban tertinggi adalah Kasus TBC sebanyak 845.000 kasus yang menyebabkan 98.000 kematian atau 11 kematian per jam, 67% kasus ditemukan dan diobati sisanya 283.000 belum diobati yang dapat mengakibatkan potensi penularan. Data WHO per-Maret 2025 ada satu juta kasus TBC dan 125 ribu kematian per tahun menyebabkan 14 orang per jam meninggal, di dominasi oleh pulau Jawa, Sumatra Utara dan Sulawesi Selatan.
Upaya penanggulangan TBC oleh Puskesmas Lembeyan diantaranya melakukan promosi kesehatan, surveilans TBC, pengendalian faktor risiko TBC, penemuan dan penanganan kasus, imunisasi serta pemberian obat pencegahan TBC.
Sejalan dengan target Indonesia Bebas TBC tahun 2030, melalui strategi nasional eliminasi TBC yang menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, pemberdayaan masyarakat, dan inovasi di tingkat lokal, Puskesmas Lembeyan hadir dengan upaya inovatif yang dapat mendukung pencapaian target tersebut dengan pembentukan “Kamituwo Siaga TBC” atau “KAMSIA TBC”.

Kamituwo dalam struktur sosial desa merupakan tokoh atau perangkat yang memiliki kedekatan langsung dengan masyarakat. Posisi ini sangat strategis untuk menjembatani komunikasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan warga karena dapat mengenal kondisi masyarakat secara langsung, ada di setiap dusun/RW, mampu berkolaborasi dan disegani masyarakat, serta memiliki komitmen peningkatan kesejahteraan.
Melalui program “Kamituwo Siaga TBC”, para Kamituwo dibekali dengan pengetahuan dasar tentang TBC, gejalanya, cara penularan, serta pentingnya deteksi dini dan pengobatan tuntas. Kamituwo kemudian menjadi garda terdepan dalam:
-
Menemukan kasus suspek TBC di masyarakat, terutama bagi warga yang menunjukkan gejala seperti batuk lebih dari dua minggu, berat badan menurun, atau berkeringat di malam hari.
-
Memberikan edukasi dan penyuluhan tentang pencegahan TBC, pentingnya ventilasi rumah, pola hidup sehat, serta pemanfaatan layanan kesehatan.
-
Mendampingi pasien TBC selama pengobatan, memastikan kepatuhan minum obat hingga sembuh.
-
Menjadi penghubung antara masyarakat dan fasilitas layanan kesehatan (puskesmas) dalam pelaporan kasus dan rujukan.
